Senin, 20 Oktober 2014

Belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan Puzzle

Variasi belajar bahasa Inggris tidak hanya speaking, reading, listening and writing. Banyak variasi lain yang bisa BBM Friends lakukan untuk menambah semangat dalam belajar bahasa Inggris, seperti belajar bahasa inggris melalui lagu, puisi, scrabble, atau dengan puzzle seperti pada film The Hobbit Unexpected Journey ketika Bilbo dan Gollum saling bertukar teka-teki.
Silakan BBIY Friends pikirkan dan jawab pertanyaan-pertanyaan puzzle di bawah ini :
1. What occurs twice in a lifetime, but once in every year. Twice in a week but never in a day? Answer : The letter E2. Mr and Mrs Haines have three daughters and each daughter has two brothers. How many children do Mr and Mrs Haines have? Answer : three daughters and two sons.3. Which word, if pronounced right, is wrong, but if pronounced wrong is right? Answer : Wrong4. Everything Mr Red owns is red, he lives in a red bungalow and his chairs are red, his tables are red. His ceiling, walls and floor are all red. All of this clothes are red, his shoes are red, even his carpet, television and phone are red. What colour are his stairs? Answer : He doesn't have any stairs because he lives in a bungalow!5. A farmer is standing on one side of the river and with him are a wolf, a goat and a box with cabbages. In the river there is a small boat. The farmer wants to cross the river with all the three items who are with him. There are no bridges and in the boat there is only room for the farmer and one item. But if he leaves the goat with the cabbages alone on one side of the river the goat will eat the cabbages. If he leaves the wolf and the goat on one side the wolf will eat the goat. Only the farmer can seperate the wolf from the goat and the goat from the cabbage.
How can the farmer cross the river with all three items, without one eating the other ? Answer : First the farmer takes the goat across the river. He goes back to pick up the wolf. When he is across he leaves the wolf and takes back the goat. Back on the other side he leaves the goat and takes the cabbages with him. Then he picks up the goat and all three items are on the other side.6. Many years ago, befor modern educashun in the new millenium, one problem in skools was baseic speeling and grammer. To conbat this and rays acheivement, teechers were adviced to start at the very begining, at the yungest age. Once they had managed to breath new life into leessons, progres came quickly - sucess was then garanteed. How many speeling errors would modern skolars identify in this paragraph? Answer : kalau BBIY Friends teliti pasti bisa :)7. Can you find something which has keys that open no locks, with space but no room, and allows you to enter but not to go in ? Answer : A keyboard
lt;br />yle="display: inline-block; height: 60px; width: window.adsbygoogle || []).push({});

Selasa, 14 Oktober 2014

Cara menghafal angka dengan Total Number Technique (TNT)

Saat ini umumnya hampir setiap orang mempunyai ingatan angka sebanyak 11-12 digit untuk nomor handphonenya. Misal angka 081233000208 mungkin karena kebiasaan menggunakan akhirnya bisa dihafal dengan mudah, tetapi bagaimana dengan angka yang baru saja kita temui dan harus dihafal dalam waktu singkat. Misalnya mengingat angka nomor induk mahasiswa ketika tidak ada media untuk mencatatnya.
Metode yang bisa dilakukan untuk melakukan hal ini disebut dengan Total Number Technique. Inti dari Total Number Technique adalah :
Mengubah informasi yang bersifat otak kiri menjadi bersifat otak kanan dengan bentuk, bunyi, angka, dan kode.
Angka yang diterima oleh otak kiri pada dasarnya bersifat jangka pendek (short term), supaya bisa bisa diakses kembali sewaktu-waktu maka angka tersebut perlu diubah bentuknya supaya mudah disimpan di otak dalam jangka waktu cukup lama (long term). Dalam hal ini menjadikannya sebuah informasi yang bersifat otak kanan.
misal : perhatikan angka di bawah ini :
007061780101122104221212
Angka yang cukup panjang bukan ? Dengan menggunakan Total Number Technique maka angka yang bersifat otak kiri dan hanya bisa disimpan dalam jangka pendek jika melihatnya hanya beberapa kali itu bisa diubah menjadi long term (jangka panjang dengan melakukan pemisahan sebagai berikut :
007 (James Bond) - 06 (bola voley) - 1708 (Hari kemerdekaan)- 0101 (Tahun baru) - 12 (sepak bola) -  2104 (Hari Kartini) - 2212 (Hari Ibu)
Cara mengingatnya : James Bond bermain bola voley di hari kemerdekaan dan ketika tahun baru ia bermain sepak bola, demikian juga ketika Hari Kartini dan Hari Ibu.
Tapi tentunya tidak semua angka bisa diasosiasikan secara pas dengan menggunakan benda atau kegiatan yang angkanya  ideal seperti di atas, nah di sini Total Number Technique akan digunakan.
BBIY Friends bisa membuat sendiri sebuah asosiasi sesuai dengan imajinasi yang BBIY Friends sukai.
Misal angka 1 diasosiasikan dengan lidi.
2 = bebek
3 = telinga
4 = kursi
5 = Pengait
6 = orang gendut
7 = Tongkat
8 = Tali mbulet
9 = Kecambah
0 = bola
Jadi ketika harus menghafal angka seperti ini:
2204674
Maka hasil perubahan dari informasi otak kiri menjadi informasi otak kanan akan menjadi seperti berikut ini :
Bebek-bebek bermain bola di atas kursi ketika orang gendut membawa tongkat sambil duduk di atas kursi.
lt;br />
: 280px; width: 336px;">

Selasa, 23 September 2014

Menyimak gonjang-ganjing PR matematika kelas 2 SD

Setelah sekian lama dunia matematika berjalan dalam dunianya sendiri dan jauh dari pemberitaan, tiba-tiba dalam beberapa hari ini kita melihat begitu banyak berita dan update status di social media yang membahas tentang matematika.
Keramaian ini dimulai ketika sebuah update status di social media menampilkan gambar sebuah buku berisi beberapa soal matematika yang mengawali perdebatan bahkan sampai di kalangan ahli matematika.
Peristiwanya adalah ketika Habibi, murid kelas dua di sebuah SD di Jawa Tengah mengerjakan PR matematikanya dengan dibantu oleh Muhammad Erfas Maulana kakaknya. Dan ternyata hasil pengerjaan PR tersebut berbeda konsep dengan guru matematika yang mengajar Habibi dan terjadilah protes Muhammad Erfas Maulana atas hasil tersebut.
Apa yang sebenarnya terjadi ?
Seperti pada gambar di atas, terlihat ada deretan angka yaitu 4+4+4+4+4+4 = ...x...
Habibi menjawab soal tersebut dengan 4x6=24 dan guru matematikanya melakukan sebuah koreksi dengan menyatakan bahwa 4+4+4+4+4+4 = 6x4 = 24. Hasilnya sama tetapi prosesnya berbeda.
Dari konflik di atas terlihat bahwa persoalan yang terjadi adalah konflik antara konsep dengan konteks. Habibi menjawabnya secara konsep, sedangkan gurunya yang memang berparadigma orang matematika menjawabnya secara konteks.
Habibi sebagai seorang murid SD kelas dua tentunya hanya berpikir bahwa 4 dan 6 adalah benar-benar sebuah angka. Dilihat dari cara menjawabnya, logika yang digunakan adalah ada angka 4 sebanyak (sejumlah) 6.
Tetapi jika hal ini dilihat secara konteks misalnya dalam soal matematika berikut ini :
Dave is taking his three brothers to the cinema, he needs to buy 4 tickets in total, and each ticket costs $6. How much will the total cost of the trip be? The sum here is 4 × 6.Mengapa 4x6 ? karena di sini angka bukan lagi sebagai angka dalam arti lambang bilangan, tetapi angka yang harus diinterpretasikan pada sesuatu.
Dalam soal di atas 4 mewakili sebuah tiket dan 6 mewakili harga tiket.
Berarti dalam bentuk penjumlahan akan tertulis sebagai berikut :
$6+$6+$6+$6 = 4x$6 = $24
Dibaca ada 4 tiket seharga masing-masing $6. Akan salah jika ditulis dengan 4+4+4+4+4+4 karena tidak sesuai dengan konteksnya.Kecuali jika soalnya adalah ada 6 tiket seharga masing-masing $4.
Jadi di sini kita bisa memahami mengapa guru matematika Habibi melakukan koreksi atas hasil pengerjaan PRnya.
Jadi sebenarnya Habibi juga tidak salah-salah amat, karena dia hanya berpikir secara konsep, dan soal itu bukan sebuah soal cerita yang akan menentukan arti dari setiap angka berdasarkan konteksnya. 4x6 bersifat komutatif karena bisa dibaca juga sebagai 6x4 jika angka yang tertera hanya dilihat sebagai angka bukan dalam rangka konteks.
Pada waktu saya sempat ikut membatu mengajar di sebuah franchise matematika dari Jepang, pada tahap awal memang benar-benar ditekankan tentang konsep angka. Bahwa 1-2-3-4 dst adalah "lambang bilangan". Bisa "digambar" sebagai I-II-III-IV-V dst.Dan bahwa 2-3-4 dst ada di mana-mana dalam bentuk berbeda-beda, ada bentuk apel, bola dsb.Paradigma ini memudahkan murid untuk memahami bahwa lambang bilangan 2-3-4 dst bisa berarti ada dua kotak, 3 bola, 4 penggaris dst sehingga ketika murid berhadapan dengan soal cerita, maka konsep angkanya tidak menjadi rancu.
Dalam kasus di atas, Habibi dan Muhammad Erfas Maulana memang sekan-akan mendapat hukuman atas kekurangpahamannya. Angka 20 merupakan sebuah pukulan yang tidak mengenakkan. Ini memang dilema sistem pendidikan kita, yaitu bagaimana sebenarnya seorang murid harus diajarkan untuk memahami kesalahannya. Memberikan sebuah nilai memang cara yang paling praktis, tetapi menjadi tidak efektif jika hasil tersebut tidak dibarengi dengan tindak lanjut bagaimana agar kesalahan tersebut dapat dipahami dengan baik oleh murid. Sehingga sebuah angka / nilai bukan untuk menjatuhkan tetapi justru sebuah pendongkrak kemampuannya. Hal ini memang perlu kita pikirkan lebih dalam lagi.
Dan silakan simak video berbahasa inggris berikut ini mengenai konsep perkalian (multiplication) :